panah

Kamis, 07 September 2017

PERBEDAAN WAYANG JAWA DAN BALI

Perbedaan mendasar antara wayang Sasak, Bali dan Jawa juga dipertegas dengan hasil simposium menurut profesor Purbocoroko. Salah satu sastrawan dan akademisi asal Jogjakarta.
“Menurut beliau, wayang Jawa itu dulu adalah mainan raja-raja,  karena itu ditonton dari dalam,” kutipnya.
Karena ditonton dari dalam maka, tampilan di dalam dibuat semenarik mungkin. Dalam harus dilengkapi dengan pakaian Jawa lengkap dengan kerisnya. Lalu pesinden berparas cantik yang menyenangkan hati para penonton. Termasuk para pemain gamelan yang harus berpakaian adat rapi dan sopan.
Berbeda halnya dengan wayang Sasak yang ditonton dari balik layar yang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan dalang dan para sekahe (tim gamelan).
“Kita mau pakai baju oblong hingga, buka baju juga tidak masalah karena yang penting adalah cerita yang bisa dinimati para penonton dari balik layar,” kelakarnya.
Sementarawayang Bali, kerap dimainkan untuk upacara sakral. Terutama setelah upacara ngaben (kramasi atau pembakaran jenazah), ngeroras (penghormatan pada leluhur) baru pertunjukan wayang. Sebab kata Nasib, menurut kepercayaan Hindu, di saat itulah dalang memohon  kepada Sang Hyang Maha Agung, mengantarkan roh yang meninggal itu ke Suarga Loka (Surga).
“Wayang Bali dan Jawa khas dengan cerita agama Hindu. Kisahnya pun seputar Mahabarata dan Ramayana,” ungkapnya.
Sementara Wayang Sasak, diawali dari runtuhnya kerajaan Majapahit. Lalu muncul berkembang kerajaan Islam. Salah satunya Kerajaan Demak. Alkisah, di Demak banyak wali-wali yang bertugas menyebarkan agama Islam.
“Nah salah satu wali saat itu memerintahkan muridnya untuk menyebarkan agama Islam ke Lombok, melalui seni pertunjukan wayang,” ulasnya.
Dari sejumlah literatur yang ada, agama Islam masuk ke Pulau Lombok diperkirakan sekitar abad ke 16. Dibawa Sunan Prapen, putra dari Sunan Giri. Sedangkan Sunan Giri dikenal sebagai penggubah wayang gedog. Dia dan Pengeran Trenggono (Sunan Kudus) lalu membuat wayang “Kidang Kencana” pada tahun 1477. Sehingga diperkirakan dibawa Sunan Prapen ke Lombok.
Ada juga sumber lain yang menyebut, wayang Lombok, dibuat pertama kali oleh Pangeran Sangupati yaitu seorang Muballig Islam di Lombok.
“Jadi pesannya sang guru pada muridnya, kamu tidak usah-usah dor to dor. Cukup tancapkan kelir, gending, suling, nah disitulah ajaran Islam disebarkan,” jelas Nasib tentang kisah awal musal wayang kulit mulai masuk ke Lombok.
Menariknya, karena wayang Sasak adalah wayang yang membawa misi dakwah maka ceritanya, berbeda dengan Bali dan Jawa. Cerita yang dibawa pun lebih pada kisah-kisah Islami. Dikutip dari hikayat Amir Hamzah lalu disadur dalam bahasa Jawa kuno.
“Oleh pujangga Mataram Islam bernama Yosodipuro II ke dalam bahasa Kawi atau Jawi, Itulah yang menjadi babon atau cerita wayang Sasak yang namanya, serat menak,” terang Nasib.(L.M.ZAENUDIN/Lobar/r3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WAYANG

                         ]Tentu saja, kita semua sudah akrab dengan tradisi Indonesia yang satu ini: wayang. Dalam bahasa Jawa, ist...